WONOSOBO — Di bawah gemuruh Air Terjun Sikarim di lereng Dieng, puluhan warga Desa Mlandi, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, memandangi derasnya aliran air dengan wajah serius. Air terjun yang selama ini menjadi daya tarik wisata itu ternyata menyimpan cerita pahit bagi warga. Pada tahun 2015, air dari hulu itulah yang meluap dan memicu banjir bandang ke desa mereka, merusak empat rumah dan nyaris menelan korban jiwa—seorang balita terseret arus, nyaris hilang jika ibunya tak sigap menyelamatkan .
Sepuluh tahun berselang, warga Mlandi tak mau sekadar
mengenang. Mereka bergerak. Pada awal Oktober 2025, desa ini memulai langkah
besar: membangun Desa Tangguh Bencana (Destana). Kegiatan ini merupakan
rangkaian pelatihan dan aksi nyata yang diikuti oleh puluhan warga dari
berbagai dusun selama lima hari penuh, dengan fasilitasi langsung dari BPBD
Kabupaten Wonosobo.
Diskusi Hangat di Balai Desa
Hari-hari pelatihan selama lima hari dipusatkan di aula Balai Desa
Mlandi. Suasananya hidup sejak pagi. Warga berdatangan membawa buku catatan dan
semangat belajar. Para fasilitator dari FPRB Wonosobo mengawali dengan pengantar ringan,
lalu mendorong warga aktif berdiskusi. Beberapa peserta mulai angkat tangan,
berbagi kisah tentang kejadian longsor, banjir, atau angin kencang yang pernah
mereka alami.
Peserta kemudian dibagi menjadi tiga kelompok besar berdasarkan tiga ancaman utama di desa ini: longsor, banjir, dan angin kencang . Masing-masing kelompok menggambar peta desa di kertas plano besar, menandai lokasi rawan bencana. “Di sini sering banjir kalau hujan deras,” ujar seorang warga sambil melingkari areal dekat sungai. Kelompok lain menunjuk jalan desa yang kerap tertutup longsoran tanah. Diskusi berlangsung serius, diselingi canda ringan, membuat suasana tetap cair.
Kertas-kertas peta hasil kerja kelompok lalu ditempel
di dinding aula. Sempat terlepas ditiup angin dan jatuh ke lantai , namun warga
sigap menempelkannya kembali bersama-sama—tanda kekompakan yang tumbuh dari
kesadaran bersama.
Dari diskusi itu lahirlah rencana aksi konkret: kerja bakti membersihkan saluran air, penanaman pohon di lereng curam, pembuatan jalur evakuasi, serta penggunaan kentongan sebagai sistem peringatan dini. Kepala Desa Mlandi menyatakan dukungannya dan akan memasukkan hasil ini ke dalam program desa tahun berikutnya .
Belajar Langsung dari Alam: Kunjungan ke Hulu Sikarim
Fasilitator dari FPRB Wonosobo menjelaskan bahwa menjaga vegetasi di sekitar hulu
penting untuk memperlambat laju air dan mencegah banjir bandang di hilir.
Mereka juga menyepakati bahwa informasi dari penjaga kawasan wisata Sikarim
dapat menjadi bagian dari sistem peringatan dini desa, yang diteruskan
berjenjang ke posko dan ketua RT .
Aksi Lapangan dan Pengukuhan Forum PRB
Pelatihan kemudian berlanjut ke aksi nyata: warga memasang rambu evakuasi longsor di titik strategis desa yang gtelah disepakati bersama . Simulasi alur komunikas Komando evakuasi digelar keesokan harinya dengan skenario bencana longsor. Dalam simulasi itu, warga berlatih mengevakuasi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak ke titik kumpul aman .
Pada hari terakhir, dilaksanakan pengukuhan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Mlandi oleh Kepala Desa, disaksikan BPBD. Forum ini menjadi wadah resmi para relawan siaga bencana di tingkat desa .
Ketangguhan Dimulai dari Kesadaran
Berdasarkan dokumen Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa
Mlandi, wilayah desa ini memiliki tingkat kerawanan tinggi di bagian barat
dan utara, terutama pada lereng curam. Di sisi lain, Mlandi juga memiliki modal
sosial yang kuat: kebiasaan gotong royong, jaringan antarwarga, dan sumber air
yang melimpah . Inilah yang menjadi dasar kuat dibentuknya Destana—menghubungkan pengetahuan
lokal dengan perencanaan berbasis risiko.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Wonosobo, Suroso SH,MM, yang turut hadir selama pelatihan menyatakan:
“Program Destana di Mlandi adalah langkah awal
strategis. Tapi jangan berhenti di pelatihan dan dokumen. Ini harus jadi
gerakan nyata warga agar Desa Mlandi benar-benar tangguh di masa depan.”
Sementara Kepala Desa Mlandi menutup kegiatan dengan
harapan sederhana namun bermakna:
“Semoga dengan semangat kebersamaan dan kepedulian
terhadap lingkungan, Mlandi jadi desa yang kuat dan siap menghadapi setiap
tantangan bencana.”
#Destana #Wonosobo #Mlandi #Bencana #BPBD #Kesiapsiagaan #Lingkungan #AirTerjunSikarim #MitigasiBencana




إرسال تعليق