Terbentuk Forum PRB Desa Ngrombo untuk mewujudkan Desa Tangguh Bencana

Relawan Desa Ngrombo berkomitmen mewujudkan wilayah Ngrombo sebagai Desa Tangguh Bencana 

Sukoharjo, bolodesa.id (28/10/2021) Ngrombo adalah nama desa di kecamatan Baki, Kabupaten SukoharjoJawa Tengah.  Selama ini, Ngrombo merupakan desa yang dikenal luas oleh masyarakat Kota Solo dan sekitarnya sebagai sentra produsen/Kerajinan Gitar, bahkan penjualannya sudah tembus ke mancanegara.

Namun demikian, dibalik cerita kesuksesan sebagai produsen gitar, hampir setiap tahun wilayah Desa Ngrombo menjadi langganan banjir baik skala kecil maupun besar. secara geografis wilayah desa Ngrombo bisa dikatakan terkepung sungai. Di sebelah timur ada sungai bengawan solo. Di sebelah Selatan, ada Sungai Brambang yang merupakan anak sungai Bengawan Solo dari wilayah Klaten. Sementara di sisi utara ada Sungai Nglorog, yang juga merupakan anak sungai bengawan Solo. 

Tak heran jika Desa Ngrombo menjadi langganan Banjir hampir tiap tahun jika debit air di Sungai Bengawan Solo meningkat, maka aliran sungai Nglorog yang tak bisa masuk ke Bengawan Solo akan meluap airnya menggenangi perkampungan. Sunardi dari Tim SAR Magana Desa Ngrombo menjelaskan, "kurang lebih ada empat RT yang sering menjadi langganan bajir di wilayah Ngrombo, yakni di RW 4 meliputi RT.01, RT.02, RT.03 dan di RW 03 meliputi RT.04, dari lima belas (15) RT yang ada di wilayah Ngrombo.

Dengan kondisi tersebut, Desa Ngrombo menjadi pilihan Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah untuk menjadi contoh praktik baik dalam membangun ketangguhan masyarakat terhadap ancaman bencana di wilayah Kabupaten Sukoharjo, melalui program Desa Tangguh Bencana 2021.

Pembentukan Desa Tangguh Bencana dilakukan mulai senin 25 Oktober hingga 27 Oktober 2021. Diawali Diskusi tentang Desa tangguh Bencana Berdikari dengan narasumber Agus Gunawan Wibisono dari Lembaga Gerak Pemberdayaan (LeGePe - Jawa Tengah). Selanjutnya selama tiga hari, secara marathon dilakukan pengenalan indikator Desa Tangguh Bencana dalam membangun Ketangguhan Masyarakat. 

Masyarakat diajak untuk mengenali lingkungannya melalui Kajian Risiko Bencana dengan mengenali karakter ancaman, sejarah ancaman, kerentanan, kapasitas dan potensi sumber penghidupan Desa, hingga menggambarkannya dalam bentuk Peta Risiko Bencana.

Peserta Pembentukan Desa tangguh Bencana melakukan Diskusi Kelompok Kajian Risiko Bencana

dari penelusuran sejarah ancaman dan pemeringkatan ancaman, dipilih tiga ancaman prioritas sebagai bahan belajar, yakni Banjir, Kebakaran ladang dan Pandemi covid-19. 

Selanjutnya dari Kajian Risiko Bencana menjadi diskusi bersama untuk menyusun Rencana Penanggulangan Bencana meliputi fase pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. Selanjutnya dipilih prioritas program dalam tahun pertama menjadi rencana aksi komunitas.

Sebagai wujud kesadaran bahwa Bencana adalah persoalan Bersama, maka dibentuklah Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Ngrombo sebagai wadah bagi kelompok – kelompok masyarakat yang ada di Desa Ngrombo, bersama Pemerintah Desa dan Dunia Usaha. Terpilih sebagai Ketua Forum yakni Fatudin, yang merupakan perwakilan dari Dunia Usaha, selaku pemilik home stay Nglaras Desa Ngrombo.

Selain FPRB, juga terbentuk Tim Siaga Bencana Desa Ngrombo dengan Ketua Harian /Korlap FX Tri Lestari. 

Secara terpisah, Prijo Wasono salah satu fasilitator pembentukan Destana di Desa Ngrombo dari FPRB Jawa Tengah mengatakan kepada bolodesa.id, "selama tiga hari setidaknya telah diperkenalkan tujuh indikator Desa Tangguh Bencana, yakni : KRB, RPB/RAK, SPD Inklusi, SOP Evakuasi, Renkon, FPRB Desa dan Tim Siaga Bencana Desa. 

Namun demikian, lebih lanjut Prijo menjelaskan karena keterbatasan waktu selama tiga hari, sehingga masih sangat awal sebagai sebuah dokumen, perlu update dan pembenahan data. Untuk itu menjadi Rekomendasi dan  Rencana Tindak Lanjut (RTL) bagi FPRB Desa Ngrombo. 

Selain Prijo, FPRB Jawa Tengah mengirim dua fasilitator lain, yakni Yoyok dari FPRB Purbalingga dan Rohyanto dari FPRB Banjarengara, selama tiga hari live-in, tinggal di Desa Ngrombo.

Menurut Rohyanto,"masyarakat Desa Ngrombo sangat luar biasa, mereka sudah memiliki dasar – dasar penanggulangan bencana yang baik karena Banjir adalah ancaman tahunan buat mereka. Beberapa warga yang sadar bencana, selama ini sudah membentuk regu penolong dengan nama SAR MAGANA. Kami bertiga datang hanya membantu penyusunan dokumen saja, mengumpulkan cerita dari pengalaman mereka selama ini. 

Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagan BPBD Provinsi Jawa Tengah, Ginaryo, ATD, MM. Lebih lanjut Ginaryo menjelaskan bahwa selain Desa Ngrombo, kegiatan pembentukan Destana juga dilakukan di tujuh desa lain secara parallel di Jawa Tengah pada hari dan tanggal yang sama, 25 – 27 Oktober 2021. (P-27)




Post a Comment

Previous Post Next Post