Sadar akan Potensi Bencana, Desa Dawuhan Bentuk DESTANA

Peserta Pembentukan Desa Tangguh Bencana dawuhan membuat Peta Risiko Bencana Desa Dawuhan

Brebes, bolodesa.id (25/09/2021) Riuh tepuk tangan dari peserta pada kegiatan Pembentukan Desa Tangguh Bencana, setelah mendengar pemaparan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dari Muhammad Amin, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Dawuhan terpilih. 

Sambutan dan Tanggapan dari Kepala Desa dawuhan Bapak M. Sudarsono M.Pd, pemerintah desa akan sekuat tenaga dapat memasukkan program tersebut dalam Sistem Perencanaan Desa Dawuhan tahun berikutnya, diharapkan dukungan dan kerjasama seluruh komponen masyarakat, disambut tepuk tangan berikutnya oleh peserta. 

Berikut suasana akhir dari sesi kegiatan Pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) Program unggulan BPBD Propinsi Jawa Tengah yang dilaksanakan pada 22 – 24 September 2021 di Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes.

Penutupan Pembentukan Desa Tangguh Bencana Desa Dawuhan

Desa Dawuhan, adalah desa yang berada pada ketinggian 1500 - 2000 mdpl, terdapat 11 grumbul/dusun terletak di sebelah barat dan berbatasan dengan Gunung Slamet, Salah satu Gunung Api yang aktif di Jawa Tengah, dengan jumlah jiwa kurang lebih 6566 Jiwa. 

Bertani merupakan mata pencaharian utama masyarakat Desa Dawuhan dengan jumlah 3.750 petani. Lahan yang digunakan untuk bertani memiliki total seluas 264 Ha. Komoditas tanaman yang umum ditanam di Desa Dawuhan meliputi jagung, wortel, kubis, kentang, daun bawang, serta yang saat ini sedang mulai dikembangkan adalah kopi varietas arabica. 

Selain itu, daun bawang merupakan komoditas terbesar tanaman terbesar di Desa Dawuhan. Pada bulan Juli 2017, rata-rata produksi jagung mencapai 50 kuintal per hektar, wortel mencapai 50 kuintal per hektar, kubis mencapai 40 kuintal per hektar, dan kentang mencapai 97 kuintal per hektar.


Proses kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan sistem pendekatan belajar orang dewasa dipandu oleh Mika Prastama, Abdul Syukron dan Aziz Muslim ketiganya dari Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Tengah (FPRB Jateng). 

Diawali dengan melakukan pemotretan kondisi eksisting desa melalui Kajian Risiko Bencana dengan menemukenali ragam dan jenis ancaman, riwayat kejadian bencana, pemeringkatan ancaman, Kajian kelemahan, Kajian Kekuatan dan Analisa Risiko. dari hasil diskusi tersebut dapat disimpulkan pemeringkatan ancaman yang tinggi adalah Ancaman Gunung Api, Banjir Bandang dan Gempa Bumi, sehingga pendalaman terhadap karakteristik ancaman dapat dilakukan.

Diskusi Kajian Risio Bencana 

Hasil diskusi tersebut kemudian di dokumentasikan ke dalam Peta Risiko Bencana yang secara komprehensif juga memuat informasi Jalur Evakuasi, Titik Kumpul, Tempat Evakuasi Sementara dan Tempat Evakuasi Akhir, informasi yang lengkap tentang detai jumlah dan lokasi kelompok rentan akan membantu memudahkan dalam pembacaan Peta Risiko Bencana.

Kesepakatan penyusunan Rencana Kontijensi (Renkon) untuk menghadapi situasi kedaruratan ancaman banjir bandang yang periode dan durasi kejadian bencananya lebih sering terjadi. 

Di sesi akhir pembentukan Desatana, disepakati pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Dawuhan dan Tim Siaga Bencana Desa Dawuhan. Kelembagaan tersebut dikukuhkan oleh Kepala Desa Bapak M. Sudarsono M.Pd melalui Surat Keterangan Pembentukan FPRB Desa Dawuhan dan Tim Siaga Bencana Desa Dawuhan. 

Pada sesi penutupan disambut dengan riuh hujan deras, sehingga Tim Siaga Bencana yang terbentuk disiagakan sebagai antisipasi kejadian banjir bandang. (M-16)

Post a Comment

Previous Post Next Post